Copyright © SUNRISE
Design by Dzignine
Rabu, 10 Agustus 2016

Serba-Serbi Dampak Bullying

Apa yang dimaksud bullying?
Penindasan (bahasa InggrisBullying) adalah penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku ini dapat menjadi suatu kebiasaan dan melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan sosial atau fisik. Hal ini dapat mencakup pelecehan secara lisan atau ancaman, kekerasan fisik atau paksaan dan dapat diarahkan berulang kali terhadap korban tertentu, mungkin atas dasar ras,agamagenderseksualitas, atau kemampuan. 
Source : wikipedia

Dari pengertian diatas kalian udah tau kan kalo bullying itu ga baik? Tapi, sadar ga sadar, kita pasti pernah membully seseorang, begitupun kita juga pernah dibully entah oleh orang lain atau khalayak umum. Bagaimana rasanya? Pasti menyakitkan bukan?

Namun, dunia belakangan ini cukup aneh juga. Bullying menjadi hal biasa. Tidak hanya melalui dunia nyata, pembully-an juga marak terjadi di dunia maya. Facebook, twitter, instagram, semua media sosial tak luput dari kasus pembully-an. Pernahkah kita berpikir bahwa apa yang kita ucapkan atau lakukan terhadap orang yang kita bully itu menyiksa mereka? Mungkin kita merasa mereka tidak terluka secara fisik, tapi mental? Ini menjadi alasan mengapa tingkat depresi pada masyarakat meningkat. Kasus bunuh diri cukup marak terjadi, hal ini pula telah berkali kali diangkat menjadi berita.

Haters. Manusia jenis ini pasti hadir di sekitar kita. Percaya atau tidak, kita pasti memiliki haters. Ya, saya juga punya haters, cukup banyak juga. Anda juga pasti punya haters, dan anda pasti juga menjadi haters bagi seseorang, saya pun begitu. Menurut saya itu adalah hal yang lumrah. Tapi menjadi tidak lumrah ketika kita membenci seseorang melebihi kebencian itu sendiri. Boleh saja membenci seseorang, namun sangat tidak dibenarkan membuat orang lain ikut ikutan membenci apa yang kita benci. Efeknya? Selain dosa kita yang semakin bertambah, apa ga kasian sama orang tersebut?

Komentar negatif melalui media sosial, cukup menarik. Boleh saja mengkritik seseorang, namun bahasa yang digunakan bukanlah hujatan dan sumpah serapah. Tempatkanlah diri kita semestinya. Jika kita merasa manusia yang berpendidikan, baiknya kita menggunakan bahasa yang sopan, yang setidaknya tidak menyakiti hati orang lain. Bayangkan jika orang itu adalah kita, pasti kita akan merasa depresi juga bukan?

Tapi bagaimanapun, hal itu tetap, tak dapat kita hindari. Namun harus kita atasi. Bagaimana caranya? Tentu saja semua hal besar dimulai dari yang kecil, dimulai dari diri kita sendiri, tanamlah komitmen untuk tidak menjudge orang yang tidak sepantasnya, stop membully seseorang, lihatlah, berkacalah, apakah kita sudah jauh lebih baik dari orang yang kita bully tersebut? 

So, watch your mouth, and think clearly, jangan sampai kita melakukan sesuatu yang dapat merusak hidup orang lain. Kritik boleh, bullying jangan. Okay? 

0 komentar:

Posting Komentar